Kita pernah hidup di Masa Lalu tapi kita tidak hidup untuk masa lalu
Ya begitulah kesimpulan obrolan tadi malam..
setelah
nidurin anak masih belum ngantuk akhirnya ngobrol berdua sama suami yang lagi
mengenang masa muda*ehm... setelah ngalor ngidul sampailah ke bahasan yang agak
sensitif, yaitu "MANTAN"
Jeng....jeng...jeng..jeng....Zoom
out..zoom in..semacam latar sinetron yang tokohnya siap
berantem..*apasih?*lebai
Kenapa pak suami jadi kaya cewe gini ya? |
Bukan..bukan...saya
bukannya sensi dan emosi malah cekikikan denger cerita suami tentang deretan
gebetan beliau*tumben neng?, mulai dari yang keukeuh ngejar-ngejar sampai yang
matre ga ketulungan. Lhah banyak dong?? Iya kali itu zamannya masih 'jahiliyah'
untung aja pacarannya ga macem-macem. Namanya juga masa pencarian gebet sana
gebet sini dapetnya malah yang diluar dugaan dan mungkin ga pernah terlintas..
bahkan di saat-saat terakhir masa singlenya saya adalah teman curhat yang bisa
sampe ga tidur semaleman cuman buat dengerin beliau bercerita tentang
kesehariannya ataupun gebetan barunya. Begitupun saya juga sebaliknya.
Setidaknya lumayanlah ada yang -ndongengi- sebelum tidur. Meskipun terpaut usia
yang lumayan tapi justru jadi teman yang klop untuk bertukar fikiran istilahnya
jarak usia malah jadi penyeimbang. Ya meskipun ga jarang juga ada berantemnya
ada yang menjurus ke jealousnya tapi ga ada yang berani jujur. Lho sebenernya
ini teman atauuu?? Mungkin kalau orang sekarang nyebutnya
"Friendzone". Friendzone yang kemudian dishahkan oleh petugas KUA meskipun
prosesnya amat sangat tidak mudah. Kog malah curhat??
Kemudian
berandai-andai……..
Okelah
kembali lagi ke "masa lalu". Entahlah apapun masa lalu kita entah itu
kisah yang baik ataupun buruk, dalam hal apapun sebaiknya tetap disyukuri bukan
disesali. Karena pada dasarnya kita ada dan menjadi seperti sekarang juga
karena telah melewati "masa lalu"
si Penyayang binatang, tapi takut sama binatang |
Bukan
seperti saya yang justru rapuh karena masa lalu dan seringkali menyesali hal
buruk yang saya lewati, cita-cita yang hangus dan berandai-andai.. andai saya
dulu begini dan begitu dan terkadang belum bisa berdamai dengan keadaan #Astaghfirullah
Saat Kami mulai mengkufuri
keadaan kami sekarang segera kami pandangi buah hati kesayangan kami.. yang
sedang lucu-lucunya, yang sedang aktifnya, yang sedang berbahagia dan sangat
mencintai kedua orang tuanya.. ya Dia adalah anugerah terindah, amanah besar
untuk kami berdua. Satu alas an kuat dan Alasan terbesar untuk tidak menyesali
dan terlalu lama menoleh kebelakang.
Karena dia membutuhkan kedua
orang tuanya yang bijak dan dewasa yang tidak lagi egois memikirkan keinginan
dan cita-cita pribadinya karena masa depannya adalah masa depan kami juga..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar