Teori Darwin memang menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang
selama 1.000.000 tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami
perubahan yang berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun,
mengalami perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens
(500.000SM – 300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah
500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang
sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia,
kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas
manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat
peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri
(QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat
manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan
berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens
tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia
(Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena
manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang
lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar
tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan
kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli Sejarah
Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada
Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah
mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal bercocok
tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil
mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya
telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji
kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya,
mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang
santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah
manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak
batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan.
Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu
tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau
genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah
1.400 tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits
Bukhari Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah
terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras
normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras
‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan turunan,
juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh
‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari
2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman
di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton
sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum
munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh
(sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno,
hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan
di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat
lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian,
karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar