Home

Baru Issue kog... belum pelaksanaan

http://hendrassatria.blogspot.co.id
Siang ini sedang ingin menulis tentang tema yang sedang ke-kini-an, yaitu Isu kenaikan harga rokok (baru isu ya, belum tahu naik beneran atau tidak). Tadi pagi begitu sampai kantor nyalain komputer buka sisfo, log in instagram-facebook-dll, dan terhenti di facebook karena baca status orang yang kira-kira isinya dengan adanya kenaikan rokok justru memperbanyak begal. Saya ga habis pikir apa hubungannya?? karena dengan kenaikan bahan pokok saja sepertinya tidak bisa "melogiskan" alasan semakin banyaknya begal. Apa iya rokok itu jauh lebih penting ketimbang kebutuhan makan manusia? kan cuman kebutuhan sekunder, bahkan menurut saya itu kebutuhan tersier. Kalau memang tidak bisa menjangkau harga rokok kenapa ga dikurangi saja, atau mungkin sekalian berhenti biar duitnya bisa jajanin anak dan shopping buat istri (merdeka...ahahaha). Terkesan egois ya tulisannya, ya sudahlah kan blog saya sendiri jadi terserah saya juga mau nulis apa?? (lhoo.... maafkan.. maafkan..). Tanpa mengesampingkan para pekerja dan buruh pabrik rokok, tulisan ini sebenarnya cuman ingin memandang suatu keadaan dari arah yang berbeda. bukan sok 'anti-mainstream' melawan arus yang menolak kenaikan harga rokok. Saya berada di pihak yang netral.

Okelah mungkin saya menulis seperti itu karena saya tidak pernah -bersentuhan- langsung dengan perokok, karena Bapak saya tidak merokok dan suami saya juga bukan perokok dari dulu sampai sekarang (Alhamdulillah), jadi saya tidak tahu betapa pentingnya rokok bagi kehidupan pecandunya. Jujur saja, sebenarnya saya agak sensitif dengan bau dan asap rokok. Saking sensitifnya saya bisa tau kalau teman dengan radius 10 meteran dari saya itu habis ngrokok atau dulu saat "teman" saya sedang berbohong bahwa mereka sudah berhenti merokok saya bisa dengan mudah tahu kalau saya dibohongi. Dengan naifnya dulu saya memaksa orang-orang yang ingin dekat dengan saya untuk berhenti merokok (Kog malah....ah sudahlah back to the topic).

Di satu sisi saya bersyukur dengan kenaikan rokok karena paling tidak akan sedikit mengurangi polusi udara di sekitar saya dan mengurangi kemungkinan anak saya kelak akan coba-coba menghisap rokok saat remaja nanti. Tapi di sisi lain juga ada sedikiit simpati kepada pedagang rokok yang mungkin penghasilannya akan berkurang dilihat dari segi penjualan rokok, ibu-ibu yang suaminya merokok juga (tapi semoga tidak) uang belanjanya berkurang karena keegoisan suaminya untuk memaksakan diri tetap mengkonsumsi rokok padahal penghasilan ga naik juga dan tetangga-tetangga yang tiap malam begadang untuk merajang tembakau, takutnya harga tembakau anjlok karena kenaikan harga rokok, tapi semoga ikut naik juga ya..kan bisa buat ekspor dan produk lain selain rokok. Atau mungkin cari alternatif tanaman lain meskipun, hasilnya ga sebesar tembakau.... Untuk yang merasa tidak produktif tanpa rokok.. Ahh saya yakin kemampuan otak anda ga se-tergantung- itu dengan rokok. pasti ada cara lain, atau mungkin cara lain untuk menambah penghasilan untuk membeli rokok (Asal jangan begal ya.. Ngeriii)

Jadi intinya tulisan ini kesimpulannya apa???

Ngambang... hahaha

gak deh.. intinya kenaikan harga rokok ga selamanya berimbas negatif, banyak positifnya juga kog tergantung dari sisi mana kita memandang kebijakan tersebut..
0

Apa penghancur suasana ketika anda sedang berkumpul dengan teman - teman anda ?

Ada orang lain yg ga diundang

Bagaimana rasanya jadi -penghancur suasana- padahal anda sama sekali tidak bermaksud demikian?

DATAR

alias biasa-biasa saja, karena sudah terlalu biasa..
terlalu biasa.....

saat saya datang mereka langsung diam, sok sibuk dengan layar-layar bercahaya mereka
yang biasanya tertawa ngakak (beneran saya miris mendengar cara tertawa seperti itu) sampai lupa bahwa tertawa juga ada aturannya langsung diam

di mana di situ ada saya.. mereka menghindar berharap saya tidak ada

Ah saya makhluk berdarah panas, tentu sangat tidak nyaman ketika suasana dingin yang selalu menyambut diri ini. bisa-bisa membeku.... dan kemudian pecah..

Ah.. sudahlah tidak usah terlalu lebay menanggapi keadaan yang penting saya masih bertanggung jawab atas apa yang dibebankan kepada saya, yang paling penting saya masih bisa melaksanakan kewajiban saya terhadap - Nya.

saya sering termenung sendirian, ada apa dengan saya?
namun tak pernah ketemu, karena penilaian saya terhadap diri saya sendiri terlalu subyektif. Terlalu banyak sanggahan dan pembelaan untuk diri saya sendiri. Ah manusia memang seperti itu, bahkan sering namun tidak selalu..
banyak juga yang pandai menginstropeksi dirinya sendiri namun saya, masih belum setinggi itu levelnya
.
Ah.. sudahlah dinikmati saja ini semua.. karena sejujurnya ini jauh dan jauuuuh lebih damai dan menyenangkan ketimbang berada dalam keramaian namun orang-orang berharap saya tidak ada,
0

copyright © Qiaramint